Fachrul, Disabilitas intelektual semangat sekolah

Jjakarta Pusat, DKI Jakarta
male     14 years     Disabilitas intelektual

Fachrul Mulyana Putra, remaja 14 tahun penderita disabilitas intelektual, siswa SLB Negri kelas 5 Petamburan Jakarta Pusat, dengan keterbatasannya ia memiliki semangat untuk sekolah bahkan ingin mencari uang dengan mengumpulkan botol – botol bekas.


Sejak lahir Fachrul mengalami gangguan intelektual sehingga Fachrul sangat lamban dalam merespon. Gejala ini terlihat sejak Fachrul usia 6 bulan. Fachrul demam tinggi lalu kejang – kejang. Kami harus bolak balik membawa Fachrul ke klinik.

Pada usia 3 tahun Fachrul rawat inap selama 1 bulan di RSUD Tangerang karena demam tinggi hingga 42 derajat, hingga akhirya pengambilan sum – sum tulang belakang dilakukan untuk pemeriksaan. Pasca rawat inap 1 bulan Fachrul tetap rawat jalan control sebulan sekali karena di diagnosa epilepsy dan harus minum obat depaken selama 2 tahun. Namun karena keretakan hubungan kedua orang tua yang berujung dengan perpisahan maka control Fachrul sempat terhenti karena tidak ada biaya transport untu berobat. Tapi almhamdulillah sejak itu Fachrul tidak lagi mengalami kejang – kejang hingga usia 5 tahun. Akan tetapi tumbuh kembangnya sangat lamban, bicaranya kurang jelas, kalau di panggil kurag respon, tingkah lakunya seperti anak kecil, makan selalu berantakan. Di usia 14 tahun belum bisa membaca, belum bisa mandi sendiri., hasil dari dokter Psikolog bahwa Uuia Fachrul itu seperti usia 5 atau 6 tahun. Untuk test IQ Fachrul dibawah rata-rata dan harus masuk sekolah khusus yaitu SLB, dan Alhamdulillah Fachrul bisa masuk di SLB NEGERI 5 Petamburan Jakarta Pusat.


Di tengah – tengah kesibukan sekolah sebagai salah satu siswa SLB, Fachrul ingin mencari uang dengan mengumpulkan botol – botol bekas untuk bisa di jual agar ada tambahan uang, namun orang tua melarang mengingat keterbatasan intelektual Fachrul, sampai kadang – kadang Fachrul bilang : Maa…aku mau cari uang ngumpulin botol bekas, kan bisa di duitin mah, supaya aku bisa bayar seragam sekolah. Kalau aku ga ngumpulin botol bekas, terus aku ngapain ? Aku ga punya teman, di rumah TV rusak, terus aku ngapain Mah ?


Miris mendengar ucapan seorang anak disabilitas intelektual bisa berpikir hingga kearah sana. Namun itulah kenyataan yang di alami Fachril.


Ayah sambung Fachrul yaitu Abdullah 37 tahun seorang tukang parkir setengah hari karena harus shif-shifpan, supaya ada tambahan Abdullah kadang mengumpulkan botol – botol bekas untuk di jual agar ada tambahan karena mereka juga harus membayar sewa kost 1 kamar yang terpaksa di huni 5 orang, kedua org tua Fachrul, lalu Fachrul dan 2 org adiknya. Belum kebutuhan sekolah Fachrul seperti seragam sekolah yang belum dibayar hingga saat ini.

Untuk pengobatan Fachrul untungnya ada BPJS kesehatan yang sangat membantu.

Ibunya fachrul, Hanifah 37 tahun sehari hari sebagai ibu rumah tangga


Orang baik, yuk kita bantu Fachrul untuk kebutuhan biaya pendidikan


Kebutuhan :

Seragam batik, kaos olah raga, baju muslim, topi, dasi, gesper, atribut Rp 520.000,-

Seragam putih+celana panjang putih = Rp.150.000,-

Seragam putih+celana panjang merah = Rp.150.000,-

Seragam Pramuka 1 set atribut = Rp.200.000,-

Uang komite Rp 20.000,- x 11 bulan = Rp 220.000,-

Total Rp 1.240.000,-

Biaya control ke rumah sakit Rp 100.000,-  x 2 kali sebulan = Rp 200.000,- per bulan x 3 bulan = Rp 600.000,-

Total keseluruhan Rp 1.840.000,-