Wagiyem
78 thn, wanita sebatang kara yang harus terus berjuang untuk hidupnya. Suaminya
sudah meninggal dan Wagiyem tidak memiliki keturunan.
Rumah
kayu tempat perteduhan Wagiyem menjadi saksi bisu perjalanan hidup Wagiyem.
Suka duka hidupnya dilalui seorang diri. Saat Wagiyem merindukan Almarhum
suaminya, Wagiyem hanya duduk diam membayangkan hari-hari hidupnya bersama
Almarhum. Wagiyem 2 kali menikah, namun takdir membawanya untuk tetap hidup
seorang diri. Suami pertama dan kedua meninggal. Dari Alm suami ke dua, Wagiyem
memiliki anak tiri, namun anak tirinyapun tinggal jauh dari lokasi tinggalnya
dan hidup merekapun pas-pas an. Rumah tempat tinggal Wagiyem saat ini adalah
rumah yang sudah di wariskan Almarhum kepada anak tirinya. Jadi status rumah tersebut hanya dipinjamkan kepada Wagiyem sebagai tempat tinggal sementara selama hidupnya saja.
Namun
kesendiriannya tidak membuat Wagiyem putus asa, ia tetap semangat menjalani
takdir hidupnya. Terus berjuang untuk menafkahi dirinya sendiri. Sesekali,
tetangga menjadi teman ngobrol. Apalagi Wagiyem mendapat bantuan 2 ekor kambing dari Pak RT setempat untuk di rawat
dan dipelihara, sehingga saat ini kegiatan Wagiyem sehari-hari adalah merawat
kambing tersebut.
Mari
kita support Wagiyem untuk biaya sehari-hari agar sedikit bisa meringankan
bebannya
Pengajuan :
Beras
15 liter Rp 150.000,-
Minyak
goreng 5 liter Rp 75.000,-
Gula
pasir 3 kg Rp 39.000,-
Teh
bubuk 3 bungkus Rp 18.000,-
Ikan
asin Rp 40.000,-
Telur 1 kg Rp
22.000,-
Sabun
mandi Rp 40.000,-
Sabun
cuci Rp 50.000,-
Pepsodent
+ sikat gigi Rp 40.000,-
Sampho
Rp 40.000,-
Pembeli
lauk Rp 390.000,- (@Rp 13.000,-/hari)
TOTAL Rp 904.000,-